Paparan cahaya pada sebuah foto
menentukan seberapa terang atau gelap gambar akan muncul ketika ditangkap oleh
kamera anda. Hal ini ditentukan oleh tiga parameter dari unsur pengaturan
kamera anda, yaitu apperture, ISO, dan shutter speed, yang biasa disebut dengan
segitiga emas. Menguasai konsep ini merupakan bagian penting dalam fotografi.
Memahami Eksposure
Untuk mencapai eksposure yang
tepat dapat diibaratkan seperti mengunpulkan air hujan menggunakan sebuah
ember, dalam curah hujan yang tidak terkendali. Tetapi ada yang bisa anda
kendalikan yaitu :
1. 1. Luas
penampang ember itu
2. 2. Durasi
waktu
3. 3. Jumlah
air yang ingin anda kumpulkan
Anda hanya perlu untuk memastikan
untuk tidak mengumpulkan terlalu sedikit (underexposed), dan juga tidak
mengumpulkan terlalu banyak (overexposed). Kuncinya adalah kombinasi antara
luas penampang ember tersebut, waktu saat menampung air, dan kuantitas air yang
diiginkan.
Misalnya anda ingin mengumpulkan
air hujan sebanyak 3 liter dalam kondisi hujan yang sangat deras dengan luas penampang
ember diameter 100 cm, makan anda memerlukan waktu cukup 10 detik saja. Berbeda
lagi apabila dengan curah hujan yang sama deras tetapi anda menggunakan ember
dengan diameter 50 cm, maka mungkin anda memerlukan waktu dua kali lebih lama
untuk menampung air sebanyak 3 liter.
Analogi diatas hanya untuk
mempermudah pemahaman mengenai segitiga emas dalam fotografi. Dimana, diameter
ember adalah apperture, lamanya waktu adalah shutter speed. Sedangkan curah
hujan adalah kondisi cahaya yang ada di sekitar kita.
Segitiga Eksposur : Apperture,
Shutter Speed, ISO
Shutter Speed
Kecepatan rana (shutter speed)
menentukan lamanya waktu sensor kamera untuk membuka dan menutup untuk menerima
cahaya masuk. Shutter speed yang lama akan membuat jumlah cahaya yang masuk jauh
lebih banyak daripada kita menggunakan shutter speed yang lebih cepat.
Contoh penggunaan :
ΒΌ - 30 detik : untuk mendapatkan
efek halus dari aliran air, pergerakan awan, atau lampu kendaraan yang
bergerak.
1/250 atau lebih cepat : untuk
membekukan objek bergerak, misal foto levitasi.
![]() |
Slow shutter speed |
![]() |
Fast shutter speed |
Apperture
Apperture merupakan seberapa
besar ukuran diafragma terbuka. Semakin lebar bukaan diafragma, maka jumlah
cahaya yang masuk lebih banyak daripada bukaan diafragma yang lebih kecil.
Selain itu pada diafragma besar (angka-f kecil), akan mengurangi kedalaman
bidang. Membuat blur objek yang ada di depan dan di beakan subjek utama.
Sebaliknya, bukaan diafragma kecil (angka-f besar) akan meningkatkan kedalaman
bidang, mendapatkan hasil yang tajam pada seluruh bidang foto.

Pada foto berikut menggunakan
bukaan diaframa kecil, yaitu f/16. Menghasilkan gambar yang tajam menyeluruh.
ISO
ISO merupakan seberapa sensitif
sensor kamera terhadap cahaya. Semakin besar nilai ISO yang kita gunakan maka
sensor semakin sensitif terhadap cahaya. Sehingga sedikit cahaya yang ada di
lingkungan saja sudah cukup.
Nilai ISO yang rendah hampir
selalu digunakan, karena nilai ISO yang tinggi akan menghasilkan noise pada
hasil foto.
![]() |
Pic from kaskus |
Demikian artikel tentang segitiga
eksposur, yang merupakan panduan dasar dalam fotografi. Semoga bermanfaat.
BalasHapusBlog yang keren sekali. Butuh motor hubungi kami. Bisa wa kami 081 559 795 985