Jumat, 30 Januari 2015

Memahami Eksposur

Paparan cahaya pada sebuah foto menentukan seberapa terang atau gelap gambar akan muncul ketika ditangkap oleh kamera anda. Hal ini ditentukan oleh tiga parameter dari unsur pengaturan kamera anda, yaitu apperture, ISO, dan shutter speed, yang biasa disebut dengan segitiga emas. Menguasai konsep ini merupakan bagian penting dalam fotografi.


Memahami Eksposure

Untuk mencapai eksposure yang tepat dapat diibaratkan seperti mengunpulkan air hujan menggunakan sebuah ember, dalam curah hujan yang tidak terkendali. Tetapi ada yang bisa anda kendalikan yaitu :
1.      1. Luas penampang ember itu 
2.    2. Durasi waktu
3.    3. Jumlah air yang ingin anda kumpulkan

Anda hanya perlu untuk memastikan untuk tidak mengumpulkan terlalu sedikit (underexposed), dan juga tidak mengumpulkan terlalu banyak (overexposed). Kuncinya adalah kombinasi antara luas penampang ember tersebut, waktu saat menampung air, dan kuantitas air yang diiginkan.

Misalnya anda ingin mengumpulkan air hujan sebanyak 3 liter dalam kondisi hujan yang sangat deras dengan luas penampang ember diameter 100 cm, makan anda memerlukan waktu cukup 10 detik saja. Berbeda lagi apabila dengan curah hujan yang sama deras tetapi anda menggunakan ember dengan diameter 50 cm, maka mungkin anda memerlukan waktu dua kali lebih lama untuk menampung air sebanyak 3 liter.

Analogi diatas hanya untuk mempermudah pemahaman mengenai segitiga emas dalam fotografi. Dimana, diameter ember adalah apperture, lamanya waktu adalah shutter speed. Sedangkan curah hujan adalah kondisi cahaya yang ada di sekitar kita.



Segitiga Eksposur : Apperture, Shutter Speed, ISO


Shutter Speed

Kecepatan rana (shutter speed) menentukan lamanya waktu sensor kamera untuk membuka dan menutup untuk menerima cahaya masuk. Shutter speed yang lama akan membuat jumlah cahaya yang masuk jauh lebih banyak daripada kita menggunakan shutter speed yang lebih cepat.

Contoh penggunaan :
¼ - 30 detik : untuk mendapatkan efek halus dari aliran air, pergerakan awan, atau lampu kendaraan yang bergerak.
1/250 atau lebih cepat : untuk membekukan objek bergerak, misal foto levitasi.

Slow shutter speed
Fast shutter speed











Apperture



Apperture merupakan seberapa besar ukuran diafragma terbuka. Semakin lebar bukaan diafragma, maka jumlah cahaya yang masuk lebih banyak daripada bukaan diafragma yang lebih kecil. Selain itu pada diafragma besar (angka-f kecil), akan mengurangi kedalaman bidang. Membuat blur objek yang ada di depan dan di beakan subjek utama. Sebaliknya, bukaan diafragma kecil (angka-f besar) akan meningkatkan kedalaman bidang, mendapatkan hasil yang tajam pada seluruh bidang foto.

Pada foto berikut menggunakan diafragma lebar, yaitu f/2. Kita dapat melihat burung sebagai subjek utama terlihat sangat tajam, dan background terlihat blur.









Pada foto berikut menggunakan bukaan diaframa kecil, yaitu f/16. Menghasilkan gambar yang tajam menyeluruh.










ISO

ISO merupakan seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Semakin besar nilai ISO yang kita gunakan maka sensor semakin sensitif terhadap cahaya. Sehingga sedikit cahaya yang ada di lingkungan saja sudah cukup.
Nilai ISO yang rendah hampir selalu digunakan, karena nilai ISO yang tinggi akan menghasilkan noise pada hasil foto.


Pic from kaskus



Demikian artikel tentang segitiga eksposur, yang merupakan panduan dasar dalam fotografi. Semoga bermanfaat.





1 komentar: