Membahas mengenai candi tentu
tidak akan ada habisnya. Terlebih lagi apabila candi tersebut mempunyai relief
yang indah, penuh cerita dan makna terkandung di dalamnya. Di kabupaten
Tulungagung ada satu candi yang berhias relief pada dinding candi tersebut. Candi
itu adalah candi Mirigambar. Terletak di desa Mirigambar, kecamatan
Sumbergempol, kabupaten Tulungagung.
Pada suatu hari yang cerah
setelah sehari sebelumnya diguyur hujan ringan, saya mengunjuungi candi
Mirigambar. Tidak sulit untuk mengetahui rute yang harus ditempuh, mengingat
rute menuju candi Mirigambar sejalur dengan rute menuju pantai Sine bila
berangkat dari pusat kota Tulungagung. dibantu dengan papan petunjuk yang
tersedia dan terpampang dengan jelas akhirnya sampai di lokasi. Saat saya sudah
sampai di area untuk parkir motor, sudah ada satu motor di sana dan ada satu
orang yang ada di candi Mirigambar. Saya langsung memperkenalkan diri, dengan
ramah pula orang tersebut juga memperkenalkan diri. Beliau bernama Pak Suyoto
yang ternyata penanggungjawab candi Mirigambar, alias sang juru kunci. Wahh,
saya tentu senang bukan kepalang karena saya bisa menggali informasi sebanyak
mungkin candi Mirigambar dari beliau.
Pak Suyoto bersih - bersih rutin |
Ternyata kedatangan Pak Suyoto
tidak berselisih lama dengan kedatangan saya. Saya mempersilahkan Pak Suyoto
untuk menjalankan tugasnya terlebih dahulu membersihkan lokasi candi dari daun
pohon beringin yang berjatuhan. Sambil menunggu, saya berkeliling area candi
melihat relief dan mengambil beberapa foto untuk dokumentasi. Candi Mirigambar
diapit oleh ladang milik warga setempat. Dikelilingi pohon beringin yang tinggi
menjulang, juga beberapa pohon lain. Kondisi tersebut membuat suasana di sana
terasa sejuk walaupun hari sudah menjelang siang.
Candi Mirigambar merupakan candi
tunggal yang berfungsi untuk tempat pemujaan. Berbahan dasar batu bata, candi
Mirigambar menghadap ke arah barat. Ada tangga naik di bagian depan candi.
Diperkirakan dibangun pada abad XIII hingga akhir abad XIV. Hal tersebut
berdasarkan pada beberapa bagian tubuh candi yang bertuliskan angka tahun 1214 dan
1310 Saka.
Dari penuturan Pak Suyoto, relief
yang terdapat pada diding candi menceritakan kisah Panji Waseng Sari dengan Putri
Galuh. Runtuhan cerita pada relief tersebut saling bersambung dari bagian depan
(barat), ke bagian samping kiri (utara), ke bagian belakang (timur), ke samping
kanan (selatan), hingga ke bagian depan kembali (barat). Sebelah kiri tangga
sebagai awal cerita, dan sebelah kanan tangga sebagai akhir cerita, berputar
searah jarum jam.
![]() |
Relief 1 Candi Mirigambar |
Foto di atas (relief 1) merupakan
relief di sebelah kiri tangga yang merupakan awal cerita. Releif tersebut
memperlihatkan empat buah figur. Dari sebelah kanan ada figur pria bertopi, dua
orang perempuan, dan seorang figur panakawan. Yang pertama adalah figur bertopi
berdiri paling kanan, memegang lengan kiri dengan tangan kanannya seolah
menutup diri dengan tiga figur yang lain. Perempuan yang dekat dengan figur
bertopi memiringkan kepala ke arah perempuan yang lain. Dua perempuan ini
secara ikonografis merupakan bangsawati dan pembantu wanitanya. Sepertinya
bangsawati muda ini merupakan kekasih dari pria bertopi tersebut. Bisa
dikisahkan relief ini bercerita Panji bersama tunangannya yang sedang bersedih
karena mereka akan berpisah. Bangsawati yang sedih sedang dihibur oleh pembantu
wanitanya.
![]() |
Relief 2 Candi Mirigambar |
Relief berikutnya (relief 2) menggambarkan
dua panakawan menghadap kiri. Panakawan yang berada di depan membawa tongkat
panjang mencapai tanah. Di sebelah kiri digambarkan pembantu perempuan
membopong objek horisontal panjang. Dilihat dari ukurannya objek ini adalah
manusia yang terbungkus kain. Tubuh yang terbungkus tersebut merepresentasikan
Panji Waseng Sari yang nyaris tewas dibunuh raja pesaing. Panji ditemani dua
pelayan. dan pembantu perempuan sang putri menyelamatkannya dari sungai.
![]() |
Relief 3 Candi Mirigambar |
Relief selanjutnya (relief 3) dalam
keadaan yang rusak parah. Menurut Perquin (1916b:143), relief tersebut
menggambarkan seorang laki – laki yang duduk setengah berbaring di sebelah kanan.
Di sisi kiri ada dua “butha”, salah satunya memegang laki – laki itu dan
berusaha menggigitnya. Dua “butha” itu sepertinya adalah panakawan. Yang kini
masih bisa dilihat adalah bagiang tubuh yang setengah terbaring itu, dan satu
kakinya tertekuk, kepala panakawan di dekat pangkuan laki – laki itu, dan
bagian dari dua tangan yang memegangi tubuhnya. Ini mungkin posisi ketika
panakawan berusaha membantu tuannya agar siuman, dengan merangkul atau berupaya
menegakkan tuannya. Dari gelang yang menghiasi tangan, laki – laki yang
terbaring itu bisa ditafsirkan sebagai Panji.
![]() |
Relief 4 Candi Mirigambar |
Selanjutya ada relief (4) bagian
bawah dari tiga tubuh, bagian atas sudah hancur. Di sebelah kanan dua figur
berdiri berhadapan, terindikasi dari posisi kaki mereka. Dari unsur – unsur
ikonografisnya, pakian dan perhiasan, dapat diidentifikasikan figur kanan
sebagai bangsawan, figur kiri sebagai perempuan. Figur laki – laki menyodorkan
benda bungkuk. Ada kemungkinan juga adegan ini menggamparkan Panji yang telah
dibawa oleh pembantu perempuan ke bangsal sang putri.
![]() |
Sisi belakang (timur) candi Mirigambar |
Penel relief yang berada di sisi
timur sudah hilang dan kini kondisinya mengalami kerusakan yang cukup parah.
Namun saya masih bisa mendapatkan gambar relief sisi timur dari buku Lidya
Kieven dibawah ini (relief 5).
![]() |
Relief 5 Candi Mirigambar |
Menggambarkan tiga figur berdiri,
seorang panakawan besar berhadapan dengan seorang perempuan, dan di belakangnya
ada figur perempuan lain. Dari ikonografisnya dan figur pelayan kecil yang
menyertainya, perempuan muda yang berada di tengah adalah perempuan muda
ningrat.
![]() |
Relief 6 Candi Mirigambar |
Gambar di atas (relief 6) masih
dari sisi timur candi menggambarkan pembantu perempuan berjalan ke arah kiri
diikuti panakawan yang menyandang tombak di bahu. Relief tersebut menceritakan
saat dimana Panji telah pergi memerangi raja Magadha meninggalkan sang putri
dan pelayannya yang berusaha mencegah kepergian Panji.
![]() |
Relief 7 Candi Mirigambar |
Selanjutnya foto di atas ini (relief
7) adalah relief di bagian selatan. Figur panakawan bertombak, di depannya ada
figur bertopi dan perempuan. Panawakan dan figur bertopi merentangkan tangan
menunjuk ke arah yang sama.
![]() |
Relief 8 Candi Mirigambar |
Selanjutnya relief (8) yang
menggambarkan seorang perempuan yang duduk menyembah sosok bertopi mulia dengan
posisi duduk yang lebih tinggi. Figur pria tersebut mungkin seorang pertapa,
dikarenakan posisinya yang sedang disembah oleh sosok wanita yang ada di depannya.
Motif spiral yang berada di sekitar sosok pertapa tersebut bisa diartikan
sebagai awan atau tumbuhan. Selain itu juga ada sosok seorang panakawan yang berada di belakang
perempuan tersebut.
![]() |
Relief 9 Candi Mirigambar |
Relief terakhir (9) di sisi
selatan menggambarkan seorang bertopi berada paling kiri, menghadap sosok lain
yang juga bertopi yang sedang berdiri di samping sosok yang sedang tergeletak
di tanah. Bisa diartikan ini merupakan Panji yang telah berhasil membunuh raja
Magadha disaksikan oleh pendamping Panji dari kalangan berderajat tinggi.
![]() |
Relief 10 Candi Mirigambar |
Relief di atas (relief 10) merupakan
akhir cerita, menggambarkan figur bertopi dan wanita muda berambut panjang
tergerai. Sang wanita berdiri dengan sikap tubuh erotis mengangkat sebelah
tangan ke belakang kepala. Yang pada gilirannya condong ke arah Panji sebagai
tanda cinta. Adegan ini mengilustrasikan bertemunya kembali Raden Galuh dengan
Panji. Relief tersebut sekarang sudah hilang karena dicuri.
![]() |
Relief 10 sebelum hilang dicuri |
Penjelasan relief saya dapatkan
dari buku “Menelussuri Figur Bertopi pada Relief Candi Zaman Majapahit”, oleh
Lidya Kieven.
![]() |
Foto candi Mirigambar tahun 1923 |
Relief hewan udang di badan
candi Mirigambar.
Relief udang Candi Mirigambar |
Relief kepala burung di bagian
sudut barat daya candi Mirigambar.
![]() |
Relief Kepala Burung Candi Mirigambar |
![]() |
Relief Singa Candi Mirigambar |
Di belakang candi ada beberapa
reruntuhan bangunan dan meja batu yang ada di tanah.
Di sekitar area candi Mirigambar juga ada
beberapa meja batu yang tertulis angka tahun pembuatannya.
![]() |
Meja batu candi Mirigambar 1310 tahun Saka |
![]() |
Meja batu candi Mirigambar 1122 tahun Saka |
![]() |
Meja batu candi Mirigambar 1264 tahun Saka |
![]() |
Kondisi sisi selatan candi Mirigambar |
Salah satu dari meja batu
tersebut dari keterangan Pak Suyoto, pernah digunakan jembatan di parit sawah
oleh warga, bahkan nyaris dikubur dan kemudian diaspal. Sungguh tragis sekali!
Menarik sekali candi Mirigambar
ini, bagian awal dan akhir cerita digambarkan pada relief bagian depan sebelah
tangga masuk. Betapa rumitnya saya yakin pembuatnya pada saat itu. Mengingat
ribuan batu bata yang ditumpuk lalu dipahat untuk menggambar relief dengan
detail lekukan yang sangat teliti dan indah.
Sebenarnya masih banyak sekali
peninggalan bersejarah yang seusia dengan candi Mirigambar. Dari keterangan pak
Suyoto selaku juru kunci di bagian barat candi dulu ada semacam sumber air dan patirtan, beberapa lumpang batu, dan
masih banyak lain di desa Mirigambar ini. Salah satunya adalah batu berikut
yang terletak di samping pagar rumah warga tak jauh dari kediaman pak Suyoto.
Sangat dilematis sebenarnya,
suatu desa yang kaya akan peninggalan sejarah, namun seakan kurang peduli untuk
melestarikannya.
BalasHapusBlog yang keren sekali. Butuh motor hubungi kami. Bisa wa kami 081 559 795 985