Mungkin tidak banyak
yang tahu bahwa pusat pemerintahan kabupaten Tulungagung dulunya tidak berada di
pusat pemerintahan yang ada kini. Sebelumnya ibu kota Tulungagung bertempat di
daerah Kalangbret dan diberi nama Kadipaten Ngrowo. Masih bisa kita lihat
hingga kini bahwa kecamatan Kauman (eks Kalangbret) tak kalah ramai dengan
pusat kota Tulungagung kini. Sejak saya lahir sampai saya usia 5 tahun saya
tinggal di Kalangbret (rumah kakek), tidak jauh dari kantor kecamatan Kauman.
Jadi lokasi yang kita bahas ini tentu punya makna sejarah tersendiri bagi saya.
Perpindahan pusat
pemerintahan terjadi sekitar 1906 Masehi. Pada masa Mataram Islam yaitu jaman Sri
Pakubuwono I dan VOC tahun 1709 mengadakan perjanjian nama Kalangbret tetap
digunakan sebagai ibukota Kadipaten Ngrowo. Begitu juga pada perjanjian Giyanti
(1755) nama Kalangbret disebut salah satunya wilayah mancanegara (wilayah luar
kekuasaan) kerajaan Yogyakarta. Kalangbret sebagai kadipaten mancanegara
Mataram terbentuk sejak perjanjian Giyanti. Wilayah tersebut selanjutnya
dijadikan ibu kota Kadipaten Ngrowo tahun 1750 – 1824 M, yakni mulai masa
Mataram Islam hingga masa kolonial. Bupati pertama Kadipaten Ngrowo adalah Kyai
Ngebehi Mangundirono. Nama Kalangbret telah dikenal sejak tahun 1255 M dalam
prasasti Mula-Manurung dan disebut ulang dalam Nagara Kertagama dengan nama
Kalangbret. Atas dasar tersebut kisah yang ada dalam Babad Tulungagung tentang
asal Kalangbret dari Adipati Kalang yang tewas dalam kondisi tersembret-sembret
oleh pangeran Lembu Peteng dimentahkan.
Sebelum bernama Kadipaten Ngrowo di wiayah Tulungagung sudah
berdiri Katumenggunan Wajak, tepatnya pada pemerintahan Sultan Agung.
Katumenggungan ini bertahan hingga terbentuknya Kadipaten Ngrowo dengan pusat
pemerintahan di Wajak sejak perjanjian Giyanti. Ini terjadi antara tahun
1615-1709 M pada masa Mataram Islam dan masa kolonial. Saat masih terbentuk
Katumenggunan yang menjadi Tumenggung adalah Senapati Mataram yang bernama
Surontani. Tokoh yang sangat melegenda tersebut dimakamkan di Desa wajak Kidul,
Kecamatan Boyolangu. Katumenggunan Wajak
berakhir dengan berdirinya Kabupaten Ngrowo yang beribukota di Kalangbret. Nama
“Rowo” telah dikenal sejak tahun 1194 M (Prasasti Kemulan) dan disebut uang
dalam Nagara Kertagama (1365 M). Nama ini kemudian berubah menjadi “Ngrowo”.
Saat tampuk
kepemimpinan berada di tangan K.R.T. Pringgodiningrat, bupati Ngrowo ke IV ibu
kota Kadipaten dipindahkan ke sebelah timur sungai Ngrowo yaitu pada lokasi
yang sekarang ini. Selanjutnya kota baru ini dijadikan pusat pemerintahan atau
ibu kota Kadipaten Ngrowo mulai masa kolonial sampai sekarang ini. Pada tahun
1800-an nama Toeloengagoeng dipakai sebagai nama salah satu distrik dalam
wilayah Kadipaten Ngrowo. Nama Kadipaten Ngrowo berubah menjadi Kabupaten
Tulungagung pada tanggal 1 April 1901 yaitu pada masa pemerintahan Bupati
Ngrowo ke 11, R.T. Partowijoyo.
Aula depan kantor kecamatan Kauman |
Hingga kini di kawasan Kalangbret (kini
kecamatan Kauman), masih banyak ditemukan bangunan sisa pemerintahan yang
beralih fungsi. Pendopo bekas Kadipaten kini berubah menjadi kantor kecamatan
Kauman. Tepat di depan kantor kecamatan Kauman, ada sebuah tanah lapang yang
dulu merupakan alun – alun kadipaten Ngrowo. Akhirnya tanah lapang ini
digunakan sebagai lapangan sepak bola juga. Saya masih ingat dulu waktu saya
masih kecil, pemain timnas sepakbola era 90an Aji Santoso pernah bermain bola
di sini saat jeda kompetisi Galatama. Tidak jarang juga lapangan ini digunakan
untuk menggelar pasar malam/ pasar rakyat pada waktu tertentu.
![]() |
Tanah lapang depan kantor kecamatan Kauman |
Tidak jauh
dari tanah lapang tersebut juga terdapat masjid (ada di utara kantor kecamatan
Kauman), pasar, sekolah, dan puskesmas. Untuk pasar sendiri dikenal dengan nama
pasar Kliwon. Jadi setiap pasaran Kliwon dalam kalender Jawa, maka pasar ini
akan sangat ramai sekali orang berdagang di pasar dan lapangan tersebut.
Berdasarkan
tata letak bangunan di kecamatan Kauman yang ada sekarang, sangat menunjukkan
tata letak model kota tradisional. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kecamatan
Kauman (Kalangbret) dulunya merupakan pusat pemerintahan.
Sumber
referensi sejarah dari saudari Ardhananeswari Pradipta.
asslm. wr wb
BalasHapusBolehkah saya mendapatkan buku-buku tentang sejarah Tulungagung, lebih khusus tentang Kalangbret (yang memuat tentang Kalangbret). Mohon bantuannya. Saya sedang menulis Ken Arok, sedang Ken Arok memiliki sejarah dengan Kalangbret.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
dwihatmoko@gmail.com
Wasalamualaikum wr wb
Nice info mas, kebetulan rumah nenek saya juga didekat pasar kliwon situ
BalasHapusNice info mas, kebetulan rumah nenek saya juga didekat pasar kliwon situ
BalasHapuswahh tetanggan dong. salam kenal :)
Hapus
BalasHapusBlog yang keren sekali. Butuh motor hubungi kami. Bisa wa kami 081 559 795 985